Budidaya kacang tanah merupakan salah satu bentuk usaha pertanian yang kian digemari oleh para petani selain padi, jagung dan kedelai. Selain bernilai ekonomis kacang tanah juga memiliki prospek yang bagus karena tingkat permintaan para produsen relatif tinggi dan terus meningkat sehingga harganya relatif mahal. Tanaman ini biasanya diaplikasikan sebagai tanaman tumpang sari.
Kali ini ozym blog akan membahas bagaimana budidaya kacang tanah pada lahan kering. Budidaya ini diaplikasikan pada saat musim penghujan sudah hampir habis mengingat curah hujan di Indonesia saat ini tidak menentu. Terkadang curah hujan tinggi dan kadang rendah sehingga sulit untuk mencari kelembaban tanah yang pas untuk media tanam kacang tanah.
Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan kacang tanah tidak bisa tumbuh dengan maksimal. Karena tingkat kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan pertumbuhan penyakit dan jamur akan lebih cepat. Oleh karenanya untuk menghindari hal-hal diatas petani bisa mensiasatinya dengan budidaya kacang tanah di lahan kering atau pada akhir musim penghujan ketika hujan dalam intensitas yang sedang sehingga memperoleh tingkat kelembaban yang ideal untuk pertumbuhan kacang tanah.
Tanah yang gembur adalah salah satu syarat dalam budidaya kacang tanah. Kondisi tanah yang dimaksud adalah tanah yang memiliki kandungan unsur hara kalsium, nitrogen, kalium dan pospat yang cukup. Derajat keasaman (pH) yang ideal untuk kacang tanah juga berkisar antara 5 – 6,3. Tanah gembur yang memiliki struktur ringan akan sangat baik untuk perkembangan ginofor, bakal buah yang tumbuhan secara memanjang ke dalam tanah.
CARA BUDIDAYA KACANG TANAH
1. Persiapan Lahan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa syarat mutlak agar kacang tanah dapat tumbuh dengan baik adalah tanah yang gembur. Oleh karena itu perlu diadakan pengolahan tanah terlebih dahulu sebelum ditanami. Tanah dapat diolah dengan cara dibajak 1 kali kemudian digaru 1 kali.
Jika penanaman dilakukan ketika sudah masuk musim kemarau maka perlu mempersiapkan pengairan yang cukup untuk budidaya kacang tanah ini.
Setelah tanah gembur buatlah saluran drainase dengan jarak 3-4 m membujur serah dengan barisan tanaman dengan lebar saluran sekitar 30cm dan sedalam 25cm.
2. Persyaratan Benih
- Syarat benih mempunyai daya tumbuh di atas 80%, bernas, bebas hama/penyakit, tidak keriput dan bebas dari campuran varietas lain.
- Kebutuhan benih sekitar 120 kg polok kering/ha atau 80 kg bentuk biji/ha.
3. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5cm, dan ditanam 1 biji/lubang tanam. Adapun jarak tanamnya sekitar 40x15cm.
4. Pemupukan
Untuk hasil yang maksimal diperlukan pemupukan dengan takaran sebagai : 50kg urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCL, dan Kapur 400 kg/ha.
Waktu Pemupukan:
- Berikan pupuk dasar sebelum atau pada saat tanam dengan takaran 25 Kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCL.
- Pemupukan susulan atau kedua dapat dilakukan pada 30 hari setelah tanam dengan takaran 25 kg urea/ha.
- Kapur diperlukan untuk pengapuran tanah yang masam untuk menaikkan tingkat pH tanah. Aplikasinya dilakukan 2 kali yaitu pada hari ke 7 sebelum tanam dan pada umur 20 hari setelah tanam dengan takaran masing-masing 200 kg/ha.
Cara Pemupukan:
- Pupuk dasar diberikan di samping barisan tanaman dengan jarak 5cm dari lubang tanaman.
- Pemupukan kedua atau susulan jaraknya diperlebar 7-10 cm dari barisan tanam.
- Pemberian kapur susulan dengan cara dilarik 10 cm di samping baris tanaman.
5. Pemeliharaan
- Lakukan penyiangan pada saat tanaman berumur 3 minggu dan umur 6 minggu setelah tanam agar pertumbuhannya tidak terganggu dengan rumput liar.
- Jangan lakukan penyiangan disaat tanaman kacang sedng berbunga, karena dapat menyebabkan bunga mudah rontok.
- Pengairan adalah satu hal yang penting dalam budidaya kacang tanah. Lakukan pengairan pada saat tanaman sudah berbunga, pembentukan polong dan pengisian biji. Ketika sudah masuk musim kemarau maka cukup dilakukan dengan penyiraman secukupnya.
- Pengendalian hama juga penting dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan dan kualitas kacang tanah. Dapat disemprot menggunakan insektisida dan fungisida yang dianjurkan.
6. Panen
Pemanenan dapat dilakukan dengan ditandai daun mulai kering, polong keras dan berwarna kehitaman. Adapun cara memanennya adalh dengan cara dicabut dan akan lebih baik jika kondisi tanah dalam keadaan lembab sehingga polong tidak tertinggal dalam tanah.