Budidaya bawang merah merupakan salah satu sentra agribisnis yang sangat prospek untuk dikembangkan. Karena Bawang merah merupakan tanaman holtikultura musiman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Meskipun pada saat-saat tertentu harga bawang merah turun drastis karena meluapnya stok bawang merah di pasaran. Namun hal ini tidak menyurutkan para petani untuk terus menanam bawang merah.
Di
daerah penulis sendiri, para petani mulai menanam bawang merah setelah
panen padi sawah. Kebanyakan para petani yang membudidayakan tanaman ini
adalah pendatang dari daerah lain yaitu dari Kab. Dompu dan Bima.
Mereka menyewa lahan sawah di daerah kami untuk menanam bawang merah
ini. Sedangkan penduduk setempat biasanya lebih senang menanam kacang
hijau setelah panen padi, karena relatif mudah dan murah.
Memang budidaya bawang
merah membutuhkan modal yang cukup besar namun itu akan sebanding
dengan hasil panen yang bisa saja berlipat ganda dari modal yang
dikeluarkan. Asalkan tanaman sehat dan tidak terjadi gangguan yang
serius pada saat penanaman.
Syarat
tumbuh tanaman bawang merah yaitu hendaknya lokasi lahan mendapat sinar
matahari yang cukup, sekitar 12 jam sehari. Tanaman ini dapat hidup
pada ketinggian hingga 900 meter dari permukaan laut. Dan suhu yang
dibutuhkan agar tanaman dapat tumbuh optimal sekitar 25-32 derajat
celcius.
Tanaman
bawan merah lebih senang tumbuh di daerah beriklim kering. Tanaman ini
juga peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi.
Adapun
kondisi tanah yang dibutuhkan bawang merah untuk dapat tumbuh dengan
baik yaitu tanah yang berstruktur remah, sedang, sampai liat,
mendapatkan drainase/aerase yang baik, mangandung bahan organik yang
cukup dan pH tanah sekitar 5,6-6,5.
Waktu
tanamn bawang merah yang baik adalah pada saat musim kemarau atau
ketika musim penghujan sudah mulai habis dengan ketersediaan air yang
cukup sekitar bulan April/Mei setelah panen padi dan pada bulan
Juli/Agustus.
Cara Menanam Bawang Merah
1. Pembibitan
Pada
umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi sebagai bibit.
Kualitas umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi
rendahnya hasil produksi bawang merah. Oleh karena itu, untuk mendapakan
bibit yang baik, harus melalui penyeleksian dengan kriteria: Umbi
berasal dari tanaman yang sudah tua, berukuran sedang (5-10g), penampian
umbi harus segar dan sehat, bernas (padat, tidak keriput), dan warnanya
cerah (tidak kusam).
Umbi
bibit yang siap tanam apabila sudah disimpan selama 2-4 bulan sejak
panen dan tunasnya sudah sudah sampai ke ujung umbi. Adapun cara
penyimpanan umbi bibit yang baik yaitu disimpan dalam bentuk ikatan di
atas para-para dapur atau disimpan dalam gudang khusus dengan
pengasapan.
Kebutuhan
bibit dalam budidaya bawang merah tergantung dari varietas, ukuran
benih dan jarak tanam. Jika menggunakan jarak tanam 20x20 dengan bobot
umbi 5gram maka akan membutuhkan bibit sekitar 1,4 ton per hektarnya.
Untuk bobot yang sama dengan jarak tanam 15x15 dibutuhkan 2,4 ton per
hektarnya.
2. Pengolahan Tanah
Dalam
budidaya bawang merah pengolahan tanah diperlukan untuk mendapatkan
tanah yang gembur, memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan
permukaan tanah dan mengendalikan gulma.
Pengolahan
tanah pada lahan kering dapat dilakukan dengan cara dibajak atau
dicangkul sedalam 20cm, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,2
meter, tinggi 25 cm, dan panjangnya tergantung kondisi lahan.
Sedangkan
pada lahan bekas padi sawah bedengan dapat dibuat terlebih dahulu
dengan ukuran lebar 1,75 cm, kedalaman parit antara 50-60cm dengan lebar
parit 40-50 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Apabila
pH tanah kurang dari 5,6 dapat menambahkan kapur dolomit dengan dosis
1-1,5 ton per hektar. Waktu aplikasi yaitu 2 minggu sebelum tanam.
Setelah
lahan selesai diolah, langkah selanjutnya adalah memberikan pupuk
dasar. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang
seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20 ton/hektar atau pupuk
kandang ayam dengan dosis 5-6 ton/hektar. Khusus pada lahan kering dapat
menggunakan pupuk kompos dengan dosis 4-5 ton/hektar. Campur pupuk
buatan tersebut sebelum di aplikasikan. Biarkan selama satu minggu
sebelum bedengan ditanami.
Umbi bibit ditanam dengan jarak 20cm x 15cm atau 15cm x 15cm. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi.
3. Pemeliharaan
Meskipun
tidak menghendaki banyak hujan, tanaman bawang merah memerlukan air
yang cukup selama pertumbuhannya. Penyiraman dapat dilakukan sesuai
dengan umur tanaman. Pada saat berumur 0-10 hari lakukan penyiraman 2
kali sehari (pagi dan sore). Pada umur 11-35 hari, penyiraman dilakukan
satu kali pada pagi hari dan pada umur 36-50 hari satu kali sehari pada
pagi hari atau sore hari.
Pemupukan
susulan pertama diberikan pada saat usia tanaman 14 hari dengan
menggunakan campuran Urea 93kg, ZA 200kg, dan KCL 112kg per hektarnya.
Pupuk tersebut diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan tanaman.
Sedangkan pada susulan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 5
minggu setelah tanaman dengan dosis Urea 47kg, ZA 100kg, KCL 56kg yang
dicampur dan diaduk rata kemudian diaplikasikan pada tanaman.
Penyiangan dapat dilakukan minimal dua kali/musim yaitu menjelang pemupukan susulan atau pada saat gulma tumbuh subur.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
yang menyerang tanaman bawang merah diantaranya ulat grayak, Thrips,
Bercak Ungu Alternaria (trotol) Otomatis (Coletotrichum), Busuk umbi
Fusarium dan busuk putih Sclerotum, busuk daun Stemphylium dan virus.
Pengendalian
hama merupakan kegiatan rutin yang dilakukan petani bawang merah.
Umumnya kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua setelah tanam dan
terakhir pada minggu ke delapan dengan interval 2-3 hari.
Pengendalian
hama adalah dengan cara disemprot dengan pestisida sesuai dosis dan
anjuran atau dengan cara mencabut tanaman yang terserang penyakit dan
membakarnya.
5. Pemanenan
Pada
Budidaya bawang merah ini pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 60-70 hari. Ciri-ciri tanaman siap panen adalah ketika terlihat
tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman reah, dan daun menguning.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat keadaan tanah kering dan cuaca
cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk.
Demikian tadi sekilas mengenai panduan singkat budidaya bawang merah, semoga bisa menjadi referensi petani dalam meningkatkan produktifitas tanamannya.
Daftar Pustaka:
Nani Sumarni dan Achmad Hidayat.2005. Budidaya Bawang Merah.Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung.
Susila, Anas D.2006.Panduan Budidaya Tanaman Sayuran.Institiut Pertanian Bogor.