-->

Cara Menanam Porang Menguntungkan

Porang merupakan salah satu tanaman yang menjadi primadona para petani saat ini. Beberapa waktu lalu, sempat menjadi trending topik seorang petani Porang yang bernama Paidi yang sukses meraih omset miliaran dari budidaya Porang ini. Bahkan, petani yang berasal dari Desa Kepel, Madiun ini menjual porang hasil budidayanya hingga ke luar negeri. Tentu kisah sukses Paidi bisa menjadi penyemangat bagi petani lainnya.

 Saat ini Paidi menjadi sosok yang dicari oleh para petani. Tak hanya itu, Paidi juga tak segan untuk menularkan ilmu kepada petani lainnya bahkan ia juga memberi modal bagi petani-petani di kampung halamannya.

Mungkin anda juga tertarik untuk bertanam porang. Berikut ini kami akan sajikan beberapa informasi mengenai tanaman porang sebagai bahan referensi untuk anda.

Apa itu Porang? 

Mungkin banyak diantara kita yang masih belum mengetahui Porang itu tanaman apa. Karena bagi sebaian orang, tanaman ini masih tampak asing.

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu tanaman iles-iles yang tumbuh di hutan. Porang juga merupakan tanaman semak yang berumbi di dalam tanah.
Umbi porang sangat berpotensi bernilai ekonomis yang tinggi karena di dalam umbi ini terkandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat diolah menjadi bahan pangan sehari-hari.

Ciri-ciri Porang. 

Tanaman Porang ini mirip sekali dengan suweg (jawa). Porang memiliki batang yang cenderung tegak dan lunak serta terdapat totol putih-hijau, berbatang halus. Tingginya bisa mecapai 100-150 cm.

Daun Porang berbentuk menjadi berpangkal tiga, berwarna hijau cenderung gelap ataupun hijau cerah. Mempunyai titik pangkal daun tempat tumbuhnya bulbil sejak tanaman berusia 2 bulan. Bulbil ini ditandai dengan bintik gelap pada pangkal daun.

Umbi Porang merupakan umbi tunggal. Umbi ini mempunyai daging berwarna kuning cerah, seratnya halus. Terdapat getah yang dapat menimbulkan rasa gatal di kulit.

Syarat Tumbuh
Salah satu syarat agar tanaman Porang dapat tumbuh dengan maksimal harus memperhatikan syarat tumbuh antara lain:

1. Keadaan iklim

  • Intensitas cahaya 60 – 70%
  • Ketinggian 0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600 m dpl.

2. Keadaan tanah

  • Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek.
  • Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang.
  • Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.

3. Kondisi lingkungan

  • Naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.
  • Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Semakin rapat semakin baik.

Cara Budidaya Porang 

cara budidaya porang

Untuk membudidayakan tanaman ini tidaklah begitu sulit. Tanaman ini dapat dibudidayakan di dataran tinggi maupun dataran rendah. Selain itu, menanam Porang juga bisa dilakukan dengan sistem tumpang sari dengan tambahan tanaman lain seperti jahe.

Apabila anda mempunyai lahan pohon jati alangkah lebih baik anda menanam mencoba menanam Porang ini. Karena berdasarkan hasil survey porang di bawah naungan pohon jati tetap menjadi juara karena kadar airnya tidak sebanyak di bawah naungan pohon lain.

Meskipun demikian, tanpa ada naungan dari pohon pun Porang akan tetap bisa produktif.

Persiapan Lahan

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan intensitas cahaya sekitar 60-70%.

Sebelum penanaman ada baiknya jika anda membersihkan dulu semak liar/gulma. Setelah itu buatlah guludan selebar 50cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan sekitar 50cm.

Jika anda menanam di lahan miring, anda cukup membersihkannya saja tanpa perlu mengolah tanah. Buatlah lubang di tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

Persiapan Bibit

Tanaman porang dapat dikembangkan dengan cara vegetatif dan generatif melaui biji, bulbil/katak. Bibit porang cukup ditanam sekali saja. Setelah bibit ditanam berumur 3 tahun, selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.

Kebutuhan akan bibit porang tergantung dari jenis bibit yang akan digunakan dan jarak tanam yang dipakai. Kebutuhan bibit per hektar dengan jarak tanam 50 cm dengan prosentase tumbuh benih 90% adalah:

  1. Umbi : 1500 kg (20-30 buah/kg)
  2. Biji : 300 kg
  3. Bulbil : 350 kg (170-175 buah/kg)

1. Persiapan Bibit dari Umbi

  • Pilihlah anakan tanaman porang yang telah berumur 1 tahun dengan kriteria tanaman tersebut pertumbuhannya baik, subur, dan sehat. 
  • Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah.
  • Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh 
  • Untuk satu umbi porang hanya menghasilkan satu tanaman porang. 

2. Persiapan Bibit dari Biji

Pada setiap kurun waktu 4 tahun, tanaman porang akan menghasilkan bunga yang berubah menjadi buah atau biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemai terlebih dahulu.

3. Persiapan bibit dengan cara perkecambahan poliembrioni. 

Pembuatan bibit dengan cara ini akan dapat menghasilkan embrio lebih dari satu bibit baru dalam satu biji porang. Dengan cara ini bisa menghasilkan bibit yang efektif dan hemat.

Namun metode poliembrioni ini perlu dilakukan proses pembelahan biji untuk memisahkan embrio-embrio dalam satu biji tersebut. Embrio yang telah dipisahkan tersebut selanjutnya disemai hingga tumbuh tunas. Sehingga dalam satu biji bisa menghasilkan lebih dari satu bibit baru.

Pelaksanaan metode Poliembrioni dapat dilakukan sejak bulan Agustus dimana pada bulan ini bunga porang mulai rebah kemudian biji-bijinya ditampung. Selanjutnya biji tersebut kemudian dibelah dan embrio-embrio dipisahkan.

Metode ini membutuhkan waktu sekitar 6-7 minggu sejak embrio disemaikan hingga berkecambah. Embrio yang telah berkecambah dipindahkan ke dalam kantong polybag hingga 8 minggu sebelum siap ditanam ke lahan.

4. Persiapan bibit dengan Bulbil/Katak

  • Ambil bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua 
  • Lakukan penyeleksian bibit bulbil tadi pilihlah yang sehat. 
  • Bulbil pilihan tadi dikumpukan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas
  • Tanaman porang yang cukup besar dan tua dapat menghasilkan Bulbil kurang lebih 40/pohon

Penanaman Porang

Tanaman Porang dapat tumbuh dengan baik jika ditanam pada musim penghujan yaitu sekitar bulan November-Desember. Adapun tahap penanamannya sebagai berikut:

  • Masukkan bibit yang sehat satu per satu ke dalam lubang tanam yang telah dibuat. Letak bakal tunas harus menghadap ke atas agar proses pertumbuhannya cepat. 
  • Dalam satu lobang tanam cukup diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan. 
  • Tutup bibit dengan tanah halus/tanah olahan setebal 3 cm. 

Pemeliharaan tanaman Porang

Menanam Porang memerlukan pemeliharaan yang khusus. Guna mendapatkan hasil pertumbuhan yang baik harus dilakukan perawatan secara intensif dengan cara:

Penyiangan

  • Bersihkan gulma berupa rumput liar karena gulma tersebut akan bersaing mendapatkan makanan dengan porang dalam hal kebutuhan air dan hara. 
  • Penyiangan dapat dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Lakukan penyiangan selanjutnya ketika gulma muncul kembali. 
  • Timbun gulma yang dibersihkan tadi ke dalam sebuah lubang agar bisa menjadi kompos. 

Pemupukan

  • Berikan pupuk dasar pada saat tanaman porang baru ditanam. Sedangkan untuk pemupukan selanjutnya dapat dilakukan setahun sekali di awal musim penghujan. 
  • Jenis pupuk yang dapat digunakan yaitu Urea 10 g/lubang dan SP 36 5 g/lubang. 
  • Cara aplikasi pupuk yaitu dengan menanam pupuk di sekitar batang Porang. 

Naungan Tanaman Porang

Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung juga dapat tumbuh dengan baik.

Panen Tanaman Porang

  • Pemanenan tanaman porang yang pertama kali dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun. Setelah itu, barulah porang dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali. 
  • Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan saja tiap tahunnya. Diluar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat. Cirinya daun tanaman akan layu sehingga tampak seperti mati. 
  • Waktu yang baik untuk panen porang adalah pada bulan April-Juli (masa dorma). 
  • Umbi yang dipanen adalah umbi yang besar dan beratnya lebih dari 2 kg/umbi. Sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. 
  • Dalam satu hektar tanaman porang berpotensi menghasilkan kurang lebih 10 ton. 

Itulah cara menanam porang secara konvensional, memang  cara ini memakan waktu yang lumayan lama. Kita bisa memanen porang setelah berumur 3 tahun. 

Kembali lagi ke mas Paidi, sang milyader Porang. Beliau telah membuat sebuah revolusi mengenai cara menanam porang sehingga tanaman porang bisa lebih produktif dalam waktu yang singkat dan bisa menghasilkan 7 kali lipat dibandingkan dengan cara konvensional.

Dia juga telah berbagi pengalamannya di channel youtube pribadinya (infoasalan atau Paidiporang) yang bisa diakses siapa saja yang ingin mengikuti jejak mas Paidi. 

LihatTutupKomentar